Kamis, April 22, 2010

Buah Tanpa Biji dgn Radiasi

Radiasi

Tembakan sinar gamma untuk memperoleh buah tanpa biji bukan hal mustahil. Buktinya sudah ada di tanahair. Dra Ismiyati Sutarto MS, pemulia tanaman di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) membuktikannya pada jeruk. Pada April 2003 Ismiyati bersama Dita Agisimanto MP dan Ir Arry Supriyanto MS dari Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) di Batu, Jawa Timur, meradiasi ranting keprok garut, keprok soe, dan pamelo nambangan sepanjang 20 cm yang memiliki 5-6 tunas.
Ranting itu ditembak sinar gamma dengan dosis 0, 20, 40, 60, dan 80 grays. Dua hari berselang, setiap mata tunas dari ranting itu diokulasi ke batang bawah jeruk JC berumur 4 bulan dalam polibag. Penanaman dilakukan di kebun penelitian Balitjestro di ketinggian 950 m dpl. Empat bulan kemudian diketahui tingkat keberhasilan hidup paling besar diperoleh dari mata tunas yang diradiasi sinar gamma 20 grays. Setelah umur 1 tahun, semua tanaman yang hidup ditanam dalam pot beton.
Dari 40 mata tunas keprok soe yang teradiasi sinar gamma 20 grays sebanyak 33 tunas bertahan hidup dan tumbuh menjadi individu. Pada keprok garut tumbuh 47 tanaman dari 52 mata tunas. Sedangkan pada pamelo nambangan dari 21 mata tunas, 20 berhasil tumbuh. Beberapa individu dari mata tunas yang diradiasi 40 dan 60 grays masih bertahan. Sedangkan yang diradiasi sinar gamma 80 grays hampir seluruhnya mati.

4-5 generasi

Pada 2005, jeruk yang terpapar radiasi itu mulai berbuah dan diamati. Buah kemudian dikelompokkan berdasarkan jumlah biji. Keprok garut umumnya berbiji 10-33/buah, keprok soe 12-14 biji/buah, dan pamelo nambangan 65-140 biji/buah. Ternyata radiasi 20 grays melahirkan tanaman dengan buah seedless paling banyak dibandingkan radiasi 40 grays dan 60 grays. Untuk jeruk, dikatakan seedless jika hanya memiliki 0-5 biji per buah.
Pada keprok garut terdapat 14 tanaman dengan jumlah biji 0-5/buah. Keprok soe sebanyak 11 tanaman dan 3 tanaman pada pamelo nambangan. Radiasi sinar gamma 40 grays menghasilkan 1 keprok garut berbiji 0-5/buah, 9 tanaman keprok soe, dan 1 tanaman pamelo nambangan.
Yang menarik dengan radiasi itu tak hanya jeruk tanpa biji yang muncul. Penampilan buah pun berubah. Contohnya pamelo nambangan yang semula berwarna hijau menjadi jingga bersemburat hijau. Ada pula nambangan yang semula berdaging merah menjadi kuning kehijauan.
Tanaman yang menghasilkan jeruk dengan biji hanya 0-5/buah kemudian diokulasi kembali pada batang bawah JC untuk mengetahui tingkat kestabilan. 'Jika dalam 4-5 generasi dihasilkan buah yang tanpa biji, maka dapat dikatakan sifat itu stabil,' kata Dr Ir Hardiyanto MSc, kepala Balitjestro. Sampai saat ini hasil radiasi itu baru teruji 2 generasi di kebun Balitjestro. 'Generasi ke-2 ini menghasilkan 5 kandidat keprok soe seedless dengan jumlah biji 1-5 dan satu kandidat nambangan dengan jumlah biji nol,' kata Baiq Dina Mariana SP, peneliti jeruk dari Balitjestro.

Mudah dan murah

Sukses BATAN dan Balitjestro menghasilkan jeruk tanpa biji itu mendorong Ir Ni Luh Putu Indriyani MP, peneliti dari Balai Penelitian Tanaman Buah (Balitbu) Tropika, Solok, Sumatera Barat, menghasilkan buah tanpa biji lain. Sebut saja duku, manggis, rambutan, durian, dan mangga. Pada pertengahan hingga akhir 2009 Ni Luh mengumpulkan cabang mangga, duku, manggis, durian, dan rambutan untuk diradiasi.
Menurut Ni Luh, teknik dengan radiasi untuk mendapat karakter yang diinginkan sebetulnya peluangnya kecil. Ismiyati menyebut peluang kemunculan 0,1% dari populasi. Makanya jumlah cabang yang diradiasi banyak sehingga peluang munculnya bisa besar. Waktunya pun sangat panjang. Ni Luh mesti menunggu tanaman itu berbuah 4-5 tahun pascapenyambungan, lalu mengujinya pada 3-4 generasi berikutnya atau 8-16 tahun untuk mengetahui tingkat kestabilan. Artinya, mungkin, duku tanpa biji paling cepat muncul pada 2017.
Radiasi oleh BATAN dilakukan dengan alat radiasi irradiation gamma chamber dengan sumber energi cobalt yang terlindung logam timbal, Di Institute of Radiation Breeding, Ibaraki, Jepang, radiasi malah dilakukan di alam terbuka. Sumber radiasi dengan radius 100 m itu dikelilingi bukit sebagai perisainya. Tanaman seperti pir, apel, padi, dan krisan langsung ditanam di gamma field dan mendapat radiasi kronik. Dikatakan kronik karena energi radiasi rendah dan waktu radiasi lama, bisa 8 jam sehari.
Sebetulnya tak hanya peneliti yang dapat menghasilkan buah tanpa biji dengan radiasi. Pekebun pun bisa melakukan ujicoba karena biayanya murah. Biaya sekali penembakan hanya Rp50.000-Rp100.000. Pekebun cukup membawa batang bawah dan ranting buah yang diinginkan ke BATAN. Jumlahnya tergantung ketersediaan yang dimiliki pekebun. Bisa 1, 4, 5, atau 50 ranting, bahkan biji,' kata Ismiyati.

Bahan kimia

Teknik radiasi hanya satu dari banyak cara memperoleh buah tanpa biji. Teknik lain ialah penyilangan, pemberian bahan kimia seperti giberelin, mutasi alam, rekayasa genetika, atau kombinasinya. Contohnya pada 1940-an para ahli Jepang membuat semangka tanpa biji dengan memberikan kolkisin-bersifat melipatgandakan jumlah kromosom.
Menurut Drs Hendro Sunarjono, pakar buah di Bogor, Jawa Barat, caranya dengan menyemprotkan giberelin pada saat bunga mekar. Buah terbentuk membesar jadi buah tanpa biji. Sementara penggunaan giberelin untuk membuat buah tanpa biji dilakukan pekebun anggur di Jepang sejak 1960-an.
Rekayasa genetik atau transformasi gen dilakukan dengan cara, 'Memasukkan suatu gen untuk mengkatalisis pembentukan enzim yang merangsang pembesaran buah,' kata Dr Ragapadmi Purnamaningsih, peneliti di Balai Besar Bioteknologi dan Genetika Pertanian (Balitbiogen), Bogor. Cara itu dilakukan BB-Biogen pada tomat. Selain tak berbiji, anggota famili Solanaceae itu bisa berproduksi optimal di dataran rendah.
Meski peluang munculnya buah dengan sifat yang diinginkan tinggi, tapi teknik itu sulit dilakukan. 'Perlu ahli khusus untuk memasukkan gen tertentu tersebut. Selain itu, biayanya mahal,' kata Dr Endang Gati Lestari, peneliti di BB-Biogen. Beda dengan radiasi yang peluang munculnya acak, tapi lebih mudah dan murah, serta tak ada kontaminasi bahan kimia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar